4 Alasan Pemerintah Sulit Mengakomodir Uang Kripto Bitcoin

bitcoin

Bitcoin mengklaim bahwa mereka adalah jaringan pembayaran peer to peer terdesentralisasi pertama yang di dukung oleh penggunanya tanpa otoritas atau perantara pusat. Kurangnya otoritas pusat adalah alasan utama pemerintah takut terhadap uang kripto bitcoin. Untuk memahami ketakutan ini, penting untuk mengetahui sedikit tentang pemerintah dan mata uang konvensional.

Fiat adalah istilah yang di gunakan untuk menggambarkan mata uang konvensional yang di keluarkan oleh pemerintah. Mata uang fiat memiliki nilai karena pemerintah mengatakan demikian. Bagaimanapun, mata uang fiat tidak di dukung oleh aset berwujud apa pun. Mata uang ini di dukung oleh kepercayaan penuh dan kredit dari pemerintah yang mengeluarkannya. Bagaimana dengan uang kripto? Bagaimana faktanya?

1. Kebijakan Fiskal

Meskipun potensi kejahatan menarik perhatian publik, peran mata uang dalam kebijakan moneter suatu negara berpotensi memiliki dampak yang jauh lebih besar. Karena pemerintah dengan sengaja meningkatkan atau membatasi jumlah uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Maka dari itu upaya untuk merangsang investasi dan pengeluaran, menciptakan lapangan kerja, atau menghindari inflasi dan resesi yang tidak terkendali. Kendali atas mata uang menjadi perhatian yang sangat besar. Ini juga merupakan topik yang sangat rumit.

2. Kemudahan Mengontrol

Pemerintah mengontrol mata uang fiat. Mereka menggunakan bank sentral untuk mengeluarkan atau menghancurkan uang begitu saja. Selain itu juga menggunakan apa yang di kenal sebagai kebijakan moneter untuk menggunakan pengaruh ekonomi.

Mereka juga mendikte bagaimana mata uang fiat dapat di transfer, memungkinkan untuk melacak pergerakan mata uang, mendikte siapa yang mendapat untung dari pergerakan itu, mengumpulkan pajak padanya, dan melacak aktivitas kriminal. Semua kendali ini hilang ketika badan non-pemerintah membuat mata uang mereka sendiri.

Berbeda dengan mata uang kripto bitcoin yang sangat sulit untuk melakukan kontrol sehingga agak riskan jika di lakukan transaksi

3. Masalah Kejahatan Digital

Begitu banyak yang telah d itulis tentang mata uang virtual dan kejahatan yang terjadi, sehingga cukup untuk merangkum masalah dengan menyatakan bahwa transaksi keuangan yang tidak dapat di lacak memudahkan terjadinya kejahatan.

Perdagangan narkoba, pelacuran, terorisme, pencucian uang, penggelapan pajak, dan aktivitas ilegal dan subversif lainnya semuanya mendapatkan keuntungan dari kemampuan untuk memindahkan uang dengan cara yang tidak dapat di lacak.

4. Tidak Membutuhkan Sistem Perbankan

Pengguna Bitcoin tidak membutuhkan sistem perbankan yang ada. Mata uang di buat di dunia maya ketika apa yang disebut “penambang” menggunakan kekuatan komputer mereka untuk memecahkan algoritme kompleks. Hal ini berfungsi sebagai verifikasi untuk transaksi Bitcoin.

Imbalan mereka adalah pembayaran dengan mata uang siber, yang di simpan secara digital dan di teruskan antara pembeli dan penjual tanpa memerlukan perantara. Contohnya saja pada skala yang lebih kecil, maskapai penerbangan memberi penghargaan miles berfungsi dengan cara yang sama. Hal ini memungkinkan pelancong untuk membeli tiket pesawat, kamar hotel, dan barang lainnya yang menggunakan mil maskapai sebagai mata uang virtual.

Hal ini mungkin terdengar seperti konsep yang bagus mengingat perilaku industri perbankan akhir-akhir ini. Tanpa bank, siapa yang akan Anda hubungi ketika pembayaran Anda di retas? Bagaimana Anda akan mendapatkan bunga dari tabungan Anda? Siapa yang akan memberikan bantuan ketika transfer aset gagal atau terjadi kesalahan teknis?

Pertimbangan inilah yang juga banyak di pikirkan oleh pemerintah dalam hubungannya dengan penerapan transaksi jual beli bitcoin.