Investasi ethereum mulai populer belakangan ini. Sebelumnya mari kita mengenal ethereum terlebih dahulu. Ethereum adalah salah satu platform terbuka menggunakan teknologi blockchain yang menawarkan mata uang Ether.
Faktanya, Ethereum adalah platform crypto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar setelah Bitcoin. Ether merupakan opsi investasi yang bagus. Selain Ether, teknologi blockchain Ethereum juga mendukung mata uang token berbeda, seperti ERC-20.
Bukan hanya menawarkan investasi Ethereum berupa mata uang Ether, banyak aplikasi di luar perdagangan Cryptocurrency juga mendapat dukungan teknologi blockchain 2.0 Ethereum. Ethereum bukan hanya platform terdesentralisasi, tetapi juga bahasa pemrograman. Yang mereka tawarkan adalah aplikasi terdesentralisasi atau dApps.
Mengenal Ethereum dan Sejarahnya
Ethereum adalah buah karya remaja berusia 19 tahun. Nama remaja itu adalah Vitalik Buterin. Awalnya, laki-laki keturunan Kanada-Rusia ini tertarik pada sistem blockchain. Menurutnya, sistem ini bisa menciptakan lingkungan demokratis di mana-mana. Mulai dari bisnis, organisasi, hingga mata uang, tak ada satu pihak pun yang benar-benar mengendalikan semuanya.
Buterin akhirnya melontarkan ide ini ke organisasi Thiel Fellowship. Ia akhirnya mendapatkan dana sebesar 100.000 dolar AS untuk membangun Ethereum. Dalam proses pengembangannya, Ethereum juga dibantu lewat dana crowdfunding.
Proses crowdfunding ini bersama dengan developer lainnya seperti Dr. Gavin Wood dan Joseph Lubin. Ethereum pun berhasil mendapat dana sebesar 18 juta dolar AS. Akhirnya, pada tahun 2015, sistem yang satu ini lahir. Ia terus berkembang hingga jadi sebesar sekarang.
Di Klaim Lebih Eco Friendly Dari Bitcoin
Saat ini, untuk mendapatkan ETH yaitu cara menambang (mining) atau sama seperti Bitcoin. Nantinya, setelah upgrade menjadi Ethereum 2.0 selesai, ethereum akan di dapatkan melalui staking atau penjaminan.
Dalam staking hanya membutuhkan laptop biasa dan jaringan internet. Sehingga, untuk mendapatkannya tidak perlu lagi dengan unit komputer yang mahal dan mengeluarkan banyak biaya listrik. Hal ini membuat ETH ke depannya lebih “green” dan lebih “Ecofriendly” daripada Bitcoin.
Evolusi Ethereum 2.0 di lakukan secara bertahap. Dalam launching Ethereum 2.0 phase 0 akhir tahun 2020 lalu, sekitar ratusan juta dollar pasokan telah terkunci. Cara ini ampuh untuk mengurangi pasokan Ethereum sebagai langkah menstabilkan harganya.
Besar kemungkinan harga ETH bisa terus melambung. Karena proses upgrade ini masih terus di lakukan. Launching Ethereum 2.0 phase 1 juga akan mengurangi limit Ethereum.
Digital Wallet Untuk Ethereum
Untuk menyimpan ether, kamu membutuhkan dompet digital (digital wallet). Ether yang ada tidak meninggalkan blockchain Ethereum, karena itu tidak bisa unutk menyimpannya secara fisik. Dompet Ethereum tidak akan berisi Ether, tapi akan berisi kode yang untuk mengakses. Kode-kode ini disebut “private key”.
Ada berbagai jenis dompet digital yang bisa kamu pilih:
- Web Wallets: jenis dompet digital yang menyimpan private key secara online. Beberapa yang bisa kamu gunakan di antaranya MyEtherWallets, Coinbase, Green Address, dsb.
- Desktop Wallets: dompet digital ini menyimpan private key di desktop (komputer atau laptop). Opsi ini menggunakan kata sandi untuk mengaksesnya. Beberapa di antaranya Mist, Exodus, Metamask, dsb.
- Mobile Wallets: mirip dengan desktop wallets, tapi menggunakan lebih sedikit ruang penyimpanan. Beberapa diantaranya adalah Jaxx, Coinomi, dsb.
- Hardware Wallets: perangkat penyimpanan fisik seperti stik USB. Perangkat ini sangat sulit untuk diretas, alias sangat aman (karena bersifat offline). Namun, tentu tidak gratis, kamu perlu membeli barang fisiknya secara langsung. Contohnya adalah Ledger Nano S, Trezor, Keekey, dsb.
- Paper Wallets: opsi penyimpanan private key yang bersifat paling tradisional. Opsi ini terbuat dari secarik kertas dengan kode akses private key tertulis di atasnya. Paper wallets tidak bisa diretas.