Pengambilan keputusan bagi setiap orang memiliki gaya yang berbeda. setiap masing-masing gaya tidak dikategorikan sebagai baik atau buruk, hanya saja memiliki kelebihan maupun kekurangan dari masing-masing gaya tersebut. Dan Lovallo dan Olivier Sibony membagi pengambilan keputusan dalam 5 gaya. Berikut ulasannya.
1. Visionary
Gaya pengambilan keputusan yang satu ini memfokuskan pada inti masalah. Mereka lebih mengandalkan intuisi daripada mengumpulkan berbagai informasi dari orang lain dan mendengar pendapat. Keputusan yang mereka buat cenderung lebih cepat. Gaya visionary ini cocok dapat kamu terapkan saat terjadi krisis manajemen. Tapi sayangnya tidak disarankan untuk menggunakan gaya ini terlalu sering, karena hasil keputusan yang kurang baik. pasalnya, keputusan yang diambil hanya berdasar pada keyakinan sendiri dan bersifat subjektif.
2. Gaya Pengambilan Keputusan Guardian
Model pengambilan keputusan yang satu ini cukup lambat. Pasalnya, mereka mengambil keputusan karena fokus untuk mengumpulkan informasi dan fakta. Tujuannya adalah untuk mendapatkan berbagai sudut pandang. Jika informasi yang mereka butuhkan sudah terkumpul, ini saatnya untuk menganalisis keputusan.
Gaya yang satu ini memang menghasilkan keputusan yang cukup lambat namun lebih mimin risiko. Namun, gaya ini tentu kurang cocok untuk diaplikasikan pada organisasi yang membutuhkan proses pengambilan keputusan yang cepat.
3. Motivator
Model pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi orang lain adalah model motivator. Pengambil keputusan dengan metode ini memiliki banyak mimpi. Mereka bahkan meyakini jika timnya dapat melakukan berbagai macam hal. Hal ini didukung dengan keahliannya untuk membuat orang lain terpengaruh dan yakin. Ia dapat meyakinkan orang disekelilingnya untuk mengikuti hasil keputusannya. Sayangnya, pengambilan keputusan yang satu ini dapat mengabaikan kepentingan lain, bahkan yang lebih besar.
4. Gaya Pengambilan Keputusan Flexible
Jika kita bandingkan dengan gaya pengambilan keputusan lain, model yang satu ini mememang lebih flexible. Penganut gaya tersebut akan merasa nyaman dengan situasi dan kondisi yang tidak pasti. Memiliki pemikiran yang terbuka, mau melibatkan banyak orang untuk mengungkapkan pendapat, hingga dapat beradaptasi dengan cepat. Tak jarang, mereka juga akan melihat pengalaman yang sudah mereka lalui untuk membantu mengambil keputusan yang lebih tepat.
Namun, gayanya yang terlalu terbuka ini, akan menghadapkan pengambilan keputusan memiliki banyak pilihan. Pasalnya mereka bukan hanya melihat potensi dari keputusan tersebut tapi juga risiko yang akan mereka terima. Oleh sebab itu, pengambilan keputusannya pun cenderung lebih lambat.
5. Catalyst
Jika kamu ingin mencoba gaya pengambilan keputusan yang seimbang dan proporsional, maka model catalyst bisa kamu coba. Penganut gaya keputusan ini akan mengumpulkan banyak informasi. Bukan hanya itu, mereka tidak segan untuk mencari pandangan lain yang terlibat dalam kepentingan tersebut, dan dapat menyeimbangkannya dengan sudut pandangnya sendiri. dengan begitu, ia tidak seratus persen mengikuti pandangan orang lain, tapi tetap mempertimbangkan opininya.
Apalagi, gaya ini juga dapat mempertimbangkan risiko yang akan mereka hadapi dari keputusannya.
Sama dengan model lain yang memiliki kekurangan, pengambilan keputusan ini pun demikian. Jika terlalu sering menggunakan gaya ini, hasilnya tidak akan sampai pada tahap memuaskan.
Itulah 5 model pengambilan keputusan. Setiap gaya memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Gaya tersebut akan maksimal jika kamu gunakan pada saat dan waktu yang tepat.
BACA JUGA: Atasi Grogi dengan 9 Tips Public Speaking Ini, Lancar Banget!