Contoh Obat Keras, Golongan Obat, dan Fungsinya

Contoh Obat Keras – Karena penggunaan obat tidak boleh sembarangan, akan lebih baik jika Anda mengetahui terlebih dahulu golongan obat yang Anda butuhkan saat Anda sakit. Setiap golongan obat memiliki aturan pakai dan fungsi yang berbeda, jadi penting bagi Anda untuk mengetahuinya agar tidak membahayakan kesehatan Anda.

Secara singkat, klasifikasi obat dapat di bagi menjadi dua: obat jadi (modern) dan obat herbal. Perbedaan utama antara keduanya adalah bahan yang di gunakan untuk membuatnya.

Obat herbal adalah obat yang terbuat dari bahan alami dan tidak semuanya telah melalui penelitian. Sebaliknya, obat jadi terdiri dari zat aktif dan bahan lain yang telah di uji secara farmakologis maupun klinis. Sebagai referensi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI), berikut adalah klasifikasi obat berdasarkan fungsinya.

Golongan Obat Beserta Funginya

1. Golongan Obat bebas

Obat bebas adalah jenis obat yang dapat di beli tanpa resep dokter dan di tunjukkan dengan logo lingkaran hijau dan garis hitam. Obat bebas biasanya di gunakan untuk mengobati gejala ringan dari penyakit umum. Meskipun demikian, ada aturannya sendiri untuk setiap obat bebas yang di jual. Pastikan Anda membaca petunjuk penggunaan pada kemasan obat.

Parasetamol, oralit, docusate sodium, dan berbagai jenis multivitamin adalah beberapa contoh obat bebas.

2. Golongan Obat Bebas Terbatas

Obat ini bebas terbatas, yang berarti Anda dapat membelinya tanpa resep dokter, tetapi perhatikan peringatan khusus yang tertera pada kemasan. Selain itu obat bebas terbatas pada dasarnya termasuk dalam kategori obat keras karena beberapa kandungannya; namun, penggunaannya tidak seketat obat keras.

Obat bebas terbatas di tandai dengan lingkaran biru dengan garis tepi hitam. Hanya apotek atau toko obat yang memiliki izin yang dapat menjual obat ini.

3. Golongan Obat keras

Obat keras adalah jenis obat yang hanya dapat di beli dengan resep dokter. Obat baru juga di kategorikan sebagai obat keras, tetapi pada akhirnya Kementerian Kesehatan RI mengklaim bahwa obat tersebut tidak berbahaya bagi manusia. Golongan Obat keras di tunjukkan dengan lingkaran bulat berwarna merah dengan huruf K di dalamnya yang menyentuh tepi lingkaran berwarna hitam. “Harus dengan Resep Dokter” harus juga di tulis di kemasan obat keras.

Salah satu jenis obat keras adalah psikotropika. Psikotropika mengubah sistem saraf pusat, mengubah psikologi dan perilaku. Contoh obat keras adalah asam mefenamat, favipiravir, dan ivermectin, dan contoh obat psikotropika adalah diazepam dan phenobarbital.

3. Obat narkotika

Jenis obat bekerja dengan mengurangi rasa nyeri dan mengubah kesadaran. Penggunaan narkoba juga sangat diawasi, seperti halnya penggunaan obat psikotropika, karena keduanya dapat menyebabkan ketergantungan obat pada penggunanya.

Narkotika terbagi menjadi tiga kategori:

  • Kategori I
    Hanya di gunakan untuk pengembangan ilmiah, bukan untuk pengobatan. Contohnya adalah ganja, kokain, dan opium.
  • Kategori II
    Daya adiktif kuat, bermanfaat untuk pengobatan dan pengembangan ilmu, tetapi hanya di gunakan sebagai alternatif terakhir. Morfin, fentanil, dan petidin adalah contohnya.
  • Kategori III
    Seperti kodein, buprenorfin, dan propiram, yang tidak adiktif dan bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian.

Jenis obat tertentu di tandai dengan lingkaran putih dengan garis tepi merah. Selain itu, di dalam lingkaran terdapat logo yang mirip dengan palang merah Indonesia.

4. Obat tradisional

Golongan obat ini terdiri dari bahan tumbuhan, hewan, atau mineral yang telah di gunakan secara turun-temurun untuk manfaatnya. Meskipun jamu tidak di uji secara klinis, penggunaan selama bertahun-tahun telah menunjukkan bahwa itu memiliki manfaat tanpa efek samping berbahaya. Logo lingkaran bergaris hijau dengan gambar ranting di dalamnya adalah tanda obat ini. “JAMU” ditulis di bawah logo.

5. Golongan obat herbal terstandar

Obat herbal terstandar adalah obat yang terbuat dari bahan alami dan di uji secara klinis pada hewan dan menggunakan bahan baku yang di standardisasi. Logo Obat Herbal Terstandar adalah lingkaran putih dengan garis tepi hijau. Di dalam lingkaran, terdapat ranting daun hijau dan tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR”.

6. Obat fitofarmaka

Obat fitofarmaka ini telah di uji klinis pada manusia, jadi sudah dapat di sejajarkan dengan obat jadi. Selain itu, standar yang di tetapkan telah di penuhi oleh bahan baku yang di gunakan, apakah itu mineral, tumbuhan, atau hewan.

Logo untuk obat fitofarmaka adalah lingkaran putih dengan garis hijau dan jari-jari daun berbentuk bintang. “FITOFARMAKA” tertulis di bawah logo.

Baca Juga :

***