Perbedaan Campak dan Rubella, Gejala, dan Cara Mengatasinya !

Perbedaan Campak dan Rubella – Campak, selain cacar air, adalah penyakit kulit lain yang cukup di takuti oleh orang tua karena penyakit ini menular dengan cepat dan sering pada anak-anak dengan gejala awal ruam kemerahan pada kulit. Namun, ternyata gejala yang sama juga di tunjukkan oleh rubella, atau campak Jerman. Meskipun kedua penyakit ini jelas berbeda satu sama lain. Apa sebenarnya yang membedakan campak dari rubella?

Campak, juga di kenal sebagai rubeola, adalah infeksi yang di sebabkan oleh virus yang berkembang biak di sel-sel tenggorokan dan paru-paru. Setiap kali seseorang yang terinfeksi bersin atau terbatuk, penyakit ini mudah menular melalui udara. Anak lebih sering terkena penyakit ini, tetapi juga bisa menyerang orang dewasa, terutama mereka yang belum pernah mengalaminya saat masih anak-anak. Selain itu, virus rubella adalah penyebab campak Jerman. Seperti campak, penyakit ini sangat menular dan menyebar melalui udara.

Gejala Campak dan Rubella

Gejala campak muncul dalam tujuh hingga empat belas hari setelah terinfeksi. Pengidap pertama kali mengalami pilek atau flu, yang di ikuti oleh demam, batuk, dan sakit tenggorokan. Tidak jarang mata menjadi berair dan merah. Tiga hingga lima hari kemudian, ruam berwarna merah menyerang kepala dan kaki. Sebaliknya, gejala dan tanda rubella sering begitu ringan sehingga sulit untuk diidentifikasi, terutama pada anak-anak. Ini biasanya muncul antara dua hingga tiga minggu setelah tubuh terinfeksi dan berlangsung selama satu hingga lima hari. Gejalanya termasuk sakit kepala, demam, hidung tersumbat, dan ruam kecil yang di mulai di wajah.

Perbedaan Campak dan Rubella

Komplikasi yang mungkin terjadi pada campak dan rubella adalah cara yang dapat membedakan keduanya. Sekitar 30% orang yang terinfeksi campak mengalami komplikasi lanjutan seperti pneumonia, infeksi telinga, diare, dan ensefalitis, menurut Center for Disease Control and Prevention. Dari semua komplikasi ini, pneumonia dan ensefalitis adalah dua yang paling parah dan memerlukan rawat inap.

Namun, rubella adalah infeksi ringan yang membuat tubuh kebal. Beberapa wanita mengalami radang sendi pada pergelangan tangan dan lutut yang terjadi selama 30 hari. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi seperti peradangan otak dan infeksi pada telinga, yang jarang terjadi. Namun, rubella yang menyerang ibu hamil dapat menyebabkan sindrom rubella kongenital, yang terjadi pada setidaknya 80% bayi baru lahir akibat rubella yang di derita ibu hamil.

Pengobatan Campak dan Rubella

Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Namun, infeksi campak, gondong, dan rubella atau MMR dapat di lakukan dalam tiga hari pertama setelah virus masuk ke tubuh. Dokter menyarankan untuk beristirahat hingga semuanya baik-baik saja. Untuk mengobati demam, orang banyak mengonsumsi asetaminofen. Jangan berikan aspirin kepada anak-anak karena dapat menyebabkan Sindrom Reye.

Alternatif terbaik untuk mencegah rubella adalah vaksinasi. Infeksi virus pada trimester pertama dapat menyebabkan cacat lahir serius seperti tuli kongenital, jadi penting bagi ibu yang berencana memiliki anak untuk divaksinasi.

Nah itulah ulasan seputar perbedaan Campak dan Rubella sekaligus cara penanganannya. Untuk informasi menarik lainnya, kamu bisa terus masuk pada situs Floreame.net.

Baca Juga :

***